Kamis, 17 November 2011

Perspektif Teknologi Pendidikan untuk Pembangunan Pendidikan

Teknologi Pendidikan dan Peranannya dalam Transformasi Pendidikan
Perkembangan masyarakat akan membawa pengaruh terhadap perkembangan nilai, prinsip, dan prosedur dalam penddidikan. Beberapa usaha pembaharuan kecil-kecilan (reformasi) memang telah dilakukan, namun kini yang sebenarnya diperlukan adalah transformasi pendidikan, dimana hakekat, lembaga, dan fungsi pendidikan dikembangkan dengan menggunakan nilai, prinsip, prosedur baru secara menyeluruh. Beberapa kecenderungan baru berikut dapat dijadikan dasar pertimbangan perlunya usaha transformasi itu diantaranya:
1.      Belajar menyelidik
2.      Belajar mandiri
3.      Belajar struktur bidang studi
4.      Belajar mencapai penguasaan
5.      Pendidikan untuk perkembangan kepribadian
6.      Pendekatan sistem
7.      Persebaran waktu
8.      Persebaran tempat
9.      Keanekaragaman sistem
10.  Deferensiasi peranan
11.  Ekonomi pendidikan
12.  Perkembangan teori dan prinsip
Konsep Teknologi Pendidikan dan Kemungkinan Penerapannya
Bertolak dari rumusan AECT (1986: 105-122) dapat diidentifikasikan sejumlah bentuk penerapan praktis konsep teknologi pendidikan sebagai berikut:
1.      Tersedianya dan dimanfaatkannya sumber-sumber yang memungkinkan orang untuk belajar
2.      Dilaksnakanny fungsi pengelolaan dan pengembangan dalam proses pengadan dn pemakaian sumber belajar
3.      Meningkatnya jenjang pengambilan keputusan belajar hingga tingkat penyusunan kurikulum
4.      Timbulnya berbagai jenis pola instrksional
5.      Timbulnya berbagai alternatif kelembagaan kegiatan pendidikan dengan rentangan antara sekolah tradisional hingga jaringan belajar
6.      Adanya standar mutu bahan ajaran dan pilihan bahan ajaran standar yang lebih banyak
7.      Beragamnya keragaman proses pengajaran, namun dengan mutu yang lebih baik
8.      Dilakukannya perencanaan dan pengembangan pembelajaran oleh para ahli yang khusus bertanggung jawab untuk itu dalam suatu kerja sama tim
9.      Tersedianya bahan ajaran dengan kualitas yang lebih baik, serta jumlah dan macam yang lebih banyak
10.  Dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala tahap dalam proses pembelajaran
11.  Diselenggarakannya pengukuran hasil belajar berdasarkan penguasaan tujuan yang ditetapkan
12.  Berkembangnya pengertian dan peranan guru
Kebijakan dan Program
Program pendidikan masyarakat dengan menggunakan media komunikasi massa diharapkan menggunakan strategi terarah dan teroganisasikan, tidak secara bebas seperti sekarang ini. Program pendidikan masyarakat ini hendaknya dapat menunjang terbentuknya nilai-nilai baru yang diperlukan dalam memasuki tahap tinggal landas menuju industrialisasi, atau transformasi ke masyarakat industri.
Pengembangan program pendidikan ini memerlukan koordinasi yang erat dan partisipasi yang luas, mengingat bahwa telah banyak lembaga dan orang yang bergerak dalam bidang media massa.

Model Teknologi Pendidikan

Suatu Model Teknologi Pendidikan untuk Pemerataan Kesempatan Pendidikan di Indonesia
Model teknologi pendidikan ini merupakan model pendidikan kompesatoris bagi anak-anak yang mengalami hambatan sosial-ekonomi dan geografis-demografis, agar mereka dengan sumber yang berbeda dapat mencapai tujuan pemeratan kesempatan pendidikan yang sama dengan anak-anak yang tidak mengalami hambatan. Model ini mengandung aspek kuantitatif, kualitatif, dan keserasian yang terjalin menjadi satu. Model in secara ringkas dapat ditunjukkan dengan unsur-unsur yang membentuknya sebagai berikut:
1.      Sumber belajar sebagai produk yang memungkinkan terjadinya tindak belajar.
2.      Proses belajar mengajar berlangsung dengan memerhatikan kondisi dan kebutuhan anak didik.
3.      Struktur organisasi lembaga pendidikan mengalami perubahan, tumbuh pola instruksional yang bervariasi, berbagai bentuk lembga pendidikan.
4.      Kewenangan dan tanggung jawab guru kelas mengalami perkembangan, karena adanya tim pembelajaran yang memilih dan menyusun bahan belajar.
5.      Fungsi pengembangan dilaksanakan dengan sistemik untuk menghasilkan sumber belajar serta untuk berlangsungnya sistem instruksional yang efektif.
6.      Pengelolaan model ini dilaksanakan secara luwes dengan berorientasikan tujuan.
Konsep dasar pengembangan sistem belajar mandiri.
Kalau kita uraikan secara menyeluruh SBM meliputi komponen falsafah dan teori, kebutuhan, organisasi, tenaga, sarana, prasarana, bantuan dan pengawasan, kegiatan belajar, dan penilaian penelitian. Semua komponen ini saling berkaitan dan terintregasi dalam suatu kesatuan.
Implikasi SBM dalam manajemen sedikitnya mengandung tiga kategori, yaitu manajemen kegiatan, manajemen organisasi, dan manajemen personil. Bertolak dari deskripsi SBM, kegiatan-kegiatan dapat dikategorikan kedalam tiga peringkat, yaitu:
1.      Kegiatan peringkat kebijakan meeliputi: penjabaran kebijakan, penilaian kebutuhan, penetuan kriteria peserta, penilaian proses kegiatan, pembentukan organisasi, rekrutmen dan seleksi tenaga, serta sertifikasi dan pengakuan.
2.      Peringkat strategis kegiatannya meliputi perancangan program, penentuan strategi, pengembangan bahan belajar, produksi bahan belajar, serta penyimpanan dan distribusi bahan belajar.
3.      Kegiatan perangkat operasional meliputi: publikasi, pendaftaran calon peserta, penerimaan peserta, pemberian orientasi kepada para peserta, penyediaan bahan belajar, pengelolaan kegiatan belajar, penilaian kemajuan belajar, dan pemberian bantuan belajar.

Teknologi Komunikasi dan Informasi

Teknologi komunikasi dan informasi
Perkembangan dan dampaknya dalam pendidikan
Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan mereka untuk mengembangkan diri. Ketentuan ini merupakan landasan untuk pengmbangan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan itu meliputi segala aspek perkembangan manusia dalam harkatnya sebagai makhluk yang berakal budi, sebagai pribadi, sebagai warga masyarakat, dan sebagai warga negara.
Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi.
Berbagai kecenderungan khusus dalam teknologi informasi dan komunikasi yang erat kaitannya dengan penyelesaian masalah pendidikan dapat digambarkan sbagai berikut:
1)      Teknologi siaran, sejak PELITA I
2)      Satelit komunikasi, sejak tahun 1976
3)      Komputer,
4)      Teknologi vidio, sejalan dengan perkembangan komunikasi dan komputer, meskipun orientasi utamanya adalah untuk keperluan hiburan.
Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi
Harry Oshima (1976), seorang pakar ekonomi, berpendapat bahwa teknologi komunikasi, dalam masyarakat yang menganut strategi pembangunan “labor-intensive” akan mempunya peranan:
1.      Menimbulkan revolusi pertanian
2.      Mempromosikan industri kecil
3.      Pengembangan sosial politik
4.      Mengatasi oposisi
Alvin Toffler (1980), seorang futuris ternama, berpendapat bahwa industri elektronik dan komputer sebagai tools of tomorrow merupakan tulang punggung industri dalam era gelombang ketiga, dan yang akan membawa perubahan besar dalam perokonomian dan sosial politik.
Dalam bidang pendidikan, Eric Ashby (1972) berpendapat bahwa teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi keempat yang berkembang selama kurang lebih tiga dekade. Berbagai implikasi perkembangan teknologi itu, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi, sebagai berikut:
a.       Pembelajaran diluar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang,
b.      Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih besar dari berbagai sumber,
c.       Perpustakaan, bilamana berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai bentuk merupakan ciri dominan dalam kampus,
d.      Bangunan kampus akan berserak,
e.       Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi.

Namun, teknologi akan menimbulkan masal jika tidak mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dan penanganan yang profesional. Untuk itu perlu ditingakatkan peran dan fungsi lembaga yang melaksanakan, mengoordinasikan, dan membina kegiatan-kegiatan di bidang teknologi informasi dan komnikasi.
Mengingat kecenderungan perkembangan pertelevisian (swasta) di Indonesia, serta penggunaan satelit siaran langsung, perlu segera diwujudkan adanya satu saluran khusus siaran Radio dan Televisi Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia. Dalam kaitan ini pelu diadakan regionalisasi siarn, sejalan dengan kebijaksanaan kurikulum muatan lokal, untuk lebih mendekatkan program dengan kebutuhan dan karakteristik siaran.   

Rabu, 16 November 2011

Menyemai Benih Teknologi Pendidikan- Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.


Peranan Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Kualitas Pembelajaran
Wotruba and Wright (1975) berdasarkan pengkajiannya atas sejumlah penelitian, mengidentifikasikan tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif indikator itu adalah:
a.       Pengorganisasian kuliah dengan baik
b.      Komunikasi secara efektif
c.       Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah
d.      Sikap positif terhadap mahasiswa
e.       Pemberian ujian dan nilai yang adil
f.       Keluwesan dalam pe.ndekatan pengajaran, dan
g.      Hasil b.elajar mahasiswa yang baik
Teknologi pendidikan dalam pembelajaran.
Teknologi pendidikan pada hakekatnya membantu memecahkan  masalah belajar. Teknologi belajar ada yang bersifat mikro, maupun makro. Beberapa masalah belajar mikro misalnya:
1.      Sulit mempelajari konsep yang abstrak
2.      Sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu
3.      Sulit mengamati suatu objek yang terlalu kecil atau besar
4.      Sulit memperoleh pengalaman langsung
5.      Sulit memahami pelajaran yang diceramahkan
6.      Sulit untuk memahami konsep yang rumit
7.      Terbatasnya waktu u.ntuk belajar
Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan berbagai kombinasi komponen sistem pembelajaran. Misalnya masalah butir 1-4 dapat diatasi dengan digunakannya media pembelajaran. Pada butir 5-7 dapat diatasi dengan mengkombinasikan peran dengan teknik pembelajaran tertentu.
Dalam skala makro, yang meliputi seluruh sistem pendidikan terdapat masalah belajar seperti belum cukupnya kesempatan belajar yang merata pada SLTP, terbatasnya kualitas pendidikan yang ditandai antara lain dengan rendahnya produktivitas belajar, belum sesuai dan sepadannya pendidikan sekolah dengan dunia sekitar khususnya dunia kerja, dan belum sesuainya dengan perkembangan IPTEK. Diusahanya pemecahannya dengan menciptakan suatu sistem pembelajaran yang inovatif melalui pelaksanaan semua fungsi pengembangan dan pengelolaan. Hasil penciptaan itu berupa SMP Terbuka an Universitas Terbuka.
Potensi Teknlogi Pendidikan
Perspektif teknologi pendidikan dapat dikaji dari tiga sisi, yaitu sisi sebagai bidang garapan, sebagai profesi, dan sebagai bidang kajian.
Kecenderungan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, meliputi tiga hal, yaitu dan berkembangnya: sistem pembelajaran yang inovatif, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, teknologi pembelajaran untuk PSDM. Kecenderungan teknologi pendidikan sebagai profesi berkembang kearah: peningkatan keahlian,pengakuan keprofesian, berkembangnya organisasi profesi. Kecenderungan teknologi pendidikan sebagai bidang kajian telah berkembang dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan empirik, pendekatan analitik, dan pendekatan teoritik.